Jumat, 01 Juli 2011

Zina Dalam Label "Pacaran"



Zina dan Pacaran dalam msa sekarang ini sulit tuk dipisahkan, lebih-lebih generasi muda sekarang mulai menjauh dari ajaran agamanya, mereka ego dengan kepentingan dunianya sendiri, mereka hanya sibuk mengurus sang kekasih kata mereka.


Sebenarnya didalam Al Qur'anul karim telah menyatakan bahwa janganlah sekali-kali mendekati zina, karna dosanya sangat besar.


Tak bisa dipungkiri apabila seseorang itu sudah menjalani masa pacaran, sulit terlepas dari kata zina, yang zina itu sendiri adalah melalui pandangan mata saja sudah dibilang zina, pa tah lagi sampai berpegangan, bergandengan bahkan sampai ketempat sepi, munkin anda sudah tau maksud nya.


Itulah dalam islam pacaran itu sebenarnya tidak dilarang, tetapi sesuai kaedah islami, bahwa bukan pacaran nama nya tetapi tuk saling mengenal satu sama lain di anjurkan dalam islam, bahkan dalam firman-Nya Allah SWT mengisaratkan bahwa dijadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa gunanya adalah tuk saling kenal mengenal satu sama lainnya. tetapi kaedah nya menurut islam ada.


Sedih dan mengenaskan dua kata yang saya pilih saat saya bertemu dengan
seorang sahabat yang ternyata hamil diluarnikah, oleh seorang kekasihnya
yang tidak bertanggung jawab, seperti sebuah tayangan di sinetron
ditelevisi, sudah menjadi sebuah kisah nyata yang ada pada masyarakat, hal
ini adalah salah satu hasil Televisi dan tayangan media lain dalam merusak
budaya yang ada pada masyarkat.


Saat ini cinta yang identik dengan pacaran adalah hal yang lumrah, hal ini
dapat di lihat dalam beberpaa sinetron di televisi, bahkan anak SD pun sudah
ditayangkan dalam hal pacara/percintaan. Apa yang dilakukan oleh orang yang
berpacaran? secara kasat mata orang itu akan berpegangan tangan, lalu apa
sih pacaran itu Pacaran diidentifikasikan sebagai suatu tali kasih sayang
yang terjalin atas dasar saling menyukai antara lawan jenis. Apabila kita
lihat secara sepintas dari definisi diatas mungkin dapat disimpulkan bahwa
pacaran itu merupakan suatu yang wajar dilakukan dikalangan kita saat ini.


Terlepas dari tujuan Awal mungkin tujuan dari pacaran adalah untuk saling
mengenal,untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, tapi pada tingkatan
tertentu pacaran bisa jadi sebagai pelampiasan hawa nafsu bagi dua insan
yang berbeda jenis. coba telaah dari beberapa kasus pacaran berapa persen
yang memang pengenalan menuju pernikahan? jawabannya adalah sangat sedikit

sekali, apakah benar yang sudah pacaran lama akan jadi dan menikah?
jawabanya adalah tidak.Ketika kita pacaran, resiko yang kita dapat adalah
patah hati, sakit hati, dan kita mendekati zina (bagaimana tidak kalau
pacaran kemungkinan besar kita akan berpegangan tangan, Berciuman, atau
bahkan melakukan zina/Bersetubuh)


fenomena hamil di luar nikah begitu marak, dan masyarakat pun sudah
menganggap hal ini sebagai sesuatu yang biasa. Di mana-mana ada pemilu
(pengantin hamil dahulu). Ironisnya, maksiat ini banyak dilakukan umat
Islam, padahal Islam mengajarkan umatnya agar jangan mendekati zina... tapi
kenapa hal ini bisa terjadi karena masyarakat tidak menjalankan islam secara

menyeluruh, dan hasilnya Zina dan pacaran menjadi hal yang wajar dan biasa
di mata umat islam dan penduduk indonesia pada umumnya.
Inilah dampak kebebasan yang begitu diagung-agungkan, begitu banyak Media
Televisi,Majalah,Koran,DVD, FIlm, Internet yang menayangakan informasi yang
salah, dan ini salah satu dampak kehancuran budaya bangsa akibat tayangan TV
yang tidak bermoral. hal ini dapat kita lihat dari perubahan pandangan di
masyarakat terjadi Perubahan nilai atau cara pandang terhadap pergaulan

antar lawan jenis pun berubah. Kalau dulu, pacaran atau bermesraan di depan
umum dianggap tabu, kini hal itu dianggap biasa. Jangankan bersentuhan atau
sekadar berciuman, yang lebih dari itu pun dilakukan, dengan tanpa rasa

malu! Naudzubillah mi jalik...


Banyak kasus, karena hubungan pacaran yang terlalu bebas, dua insan yang
dimabuk cinta.saat Hawa nafsu telah membius mereka, maka zina terjadi. Allah
telah melarang mendekati zina apalagi kita berbuat zina, karena kalau kita
telaah secara nalar dan akal, konsekuensi dari berbuat zina adalah sungguh
berat dan membuat cemoohan dan siksa batin yang berat.


Bagi seorang gadis yang hamil di luar nikah karena zina, seringkali
menyisakan rasa malu yang dalam. Gara-gara hamil di luar nikah, sekolah
terpaksa kandas. Dan semua orang tahu, kini ia tidak gadis lagi. Duh, malu
...rasanya! Tambah malu lagi, bila sang pacar tidak mau mengakui atau
bertanggung jawab atas perbuatannya. Bila begini jadinya, rasanya, habislah
sudah masa depannya. Penyesalan pun selalu datang terlambat. maukah anda
atau keluarga kita mengalami hal ini..? pasti tidak mau kan, tapi mengapa
kita membiarkan saudara, anak kita mendekati zina?


Tidak kah juga kita fikirkan saat kita berbuat kenikmatan sesaat sebuah
konsekuensi lainya, kemarahan dan aib orang tua, rasa malu seorang anak yang
ada karena perbuatan zina, jika kelak ia tahu, bahwa ia lahir ke dunia ini
disebabkan perbuatan yang memalukan. zina adalah perbuatan yang sepantasnya

hanya dilakukan binatang itu.
Normalnya, dalam pernikahan, kehadiran anak dianggap sebagai anugrah yang
tak ternilai harganya. Tapi, bila anak terlahir dari hubungan di luar nikah,
maka ia pun dianggap sebagai aib. Tak jarang, sebelum ia lahir ke dunia,
orangtuanya berusaha menggugurkannya. Setelah lahir pun, seringkali ia hanya

dibuang begitu saja, seperti sampah yang tak berharga. dan sebuah dosa lain
akan tercipta disini yaitu sebuah pembunuhan sebuah nyawa. Zina dapat
menyemai permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan
lelaki yang telah berzina dengannya.
Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia mengugurkan

kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang
tidak berdosa . Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan
melakukan kecurangan sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka dia
telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya
sehingga anak itu mendapat hak warisan mereka tanpa disedari siapa dia

sebenarnya. Amat mengerikan, naudzubillah min dzalik.


Terlepas dari sah atau tidaknya pernikahan MBA biasanya tidak akan membawa
kebahagiaan yang langgeng dalam rumah tangga. Sebab pernikahan sudah
kehilangan makna, tidak sakral lagi. Tak ada 'malam pertama' yang indah nan
penuh kejutan. Karena semua dirasakan sebelum menikah. Mungkin, yang ada

justru kejenuhan, penyesalan dan keterpaksaan. Zina menghilangkan harga diri
pelakunya dan merosakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang
berpanjangan bukan sahaja kepada pelakunya malah kepada seluruh keluarganya.
Penzina yang berani melakukan maksiat ini dengan terang-terangan lebih buruk
daripada mereka yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi.


Jadi masihkah kita mau mendekati zina,atau dengan kata lain "bercinta" kalau
konsekuensi logis dari pacaran atau zina bila yang kita dapat adalah sebuah
kenikmatan semu? mau kah kita menjaga keluarga kita dari ancaman zina yang
membius dan mengancam dari berbagai pihak. Semoga tidak ada lagi perbuatan

haram yang memang berakibat buruk bagi kita semua.
 
by : Islam Kaffah

0 komentar:

Label

Choose

Catatan

Pages